Site icon aviNews, la revista global de avicultura

Kualitas anak ayam – bagian II

Escrito por: H&N Technical Team
PDF

Konten ini tersedia dalam: English ไทย (Thai) Tiếng Việt (Vietnamese)

PENGANTAR

Dokumen teknis ini menekankan pentingnya kesan pertama dalam industri unggas, khususnya dalam menilai kualitas anak ayam di hatchery dan saat tiba di peternakan. Ini menyoroti pentingnya prosedur dan alat yang tepat untuk menilai kualitas anak ayam, memastikan kondisi inkubasi yang optimal, dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.

Artikel ini bertujuan untuk membimbing manajer hatchery dan peternakan dalam mengevaluasi kualitas anak ayam, dengan fokus pada tiga kategori utama: pra-inkubasi, inkubasi, dan pasca-inkubasi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas anak ayam melalui penilaian cermat pada setiap tahap, termasuk kondisi pengangkutan dan holding.

FAKTOR-FAKTOR INKUBASI YANG MEMPENGARUHI KUALITAS ANAK AYAM

Suhu: Suhu kulit telur harus antara 100-101°F (37,8-38,3°C) hingga menetas. EST yang lebih tinggi atau lebih rendah dari EST optimal akan berdampak pada daya tetas, waktu inkubasi, dan kualitas anak ayam (lihat grafik 1). Ini adalah faktor inkubasi yang paling penting.

  • EST harus sering dievaluasi, dan prosedur tertulis harus diikuti. Suhu tubuh yang optimal harus diperhatikan pasca pemindahan untuk mencegah kepanasan (dehidrasi) atau kedinginan pada anak ayam di hatcher yang akan berdampak pada daya hidup anak ayam.
  • Jika dibandingkan dengan multistage setter (MS), single stage dapat menghasilkan kualitas anak ayam yang lebih baik dengan mempertahankan EST yang optimal selama masa inkubasi. Namun, MS tetap dapat menghasilkan anak ayam berkualitas baik apabila mesinnya dikelola dengan baik.

Kelembaban: Kelembaban setter harus diatur untuk mencapai kehilangan berat telur (egg weight loss / EWL) antara 11,5-13,5% pada saat pemindahan (18,5 hari inkubasi). Dampak EWL yang suboptimal terhadap daya tetas (peningkatan kematian akhir), kualitas anak ayam dan daya hidup 7 hari. EWL yang rendah dapat menghasilkan anak ayam dengan kantung kuning telur besar yang memengaruhi daya tetas dan meningkatkan risiko kontaminasi bakteri.

Sangat penting untuk memiliki prosedur standar untuk memeriksa EWL secara teratur.

Pemutaran: sudut dan frekuensi. Kegagalan pemutaran, frekuensi yang tidak optimal (lebih dari 60 menit per pemutaran) atau sudut (< 38 derajat) memiliki dampak besar pada daya tetas (lihat grafik 2) dan kualitas anak ayam karena perkembangan yang buruk dari membran alantoid korion, utilisasi kuning telur, dan keseragaman suhu kulit telur. Penting untuk secara teratur memeriksa frekuensi pemutaran (setiap hari) dan sudut pemutaran (setidaknya setiap 6 bulan).

Transfer: Pemindahan telur tetas dari setter ke hatcher harus dilakukan pada hari yang tepat (hari terbaik adalah 18-19 hari masa inkubasi) untuk memaksimalkan daya tetas dan kualitas anak ayam. Penanganan telur sangat penting untuk mencegah retaknya kulit telur dan harus dilakukan dengan cepat untuk mencegah telur bertahan terlalu lama pada suhu ruangan.

Hatching window: Hatching window merupakan hasil dari faktor prainkubasi dan inkubasi. Kisaran optimal adalah antara 20 hingga 28 jam pada mesin multistage dan kurang dari 18 jam pada mesin single stage. Window yang panjang berarti kondisi inkubasi tidak seragam (EST rendah atau EST tidak seragam), penyimpanan telurnya lama, ukuran telur tidak seragam, usia flok induk yang berbeda, dan faktor-faktor lainnya. Hal ini berdampak pada kualitas anak ayam, anak ayam menjadi dehidrasi, dan keseragaman bobot tubuh. Segala sesuatunya harus dilakukan untuk mencapai hatching window yang optimal.

Waktu pull-out: Anak ayam harus dikeluarkan dari hatcher pada waktu yang tepat untuk mencegah dehidrasi atau anak ayam yang terlalu hijau. Kedua kondisi tersebut berdampak pada kelangsungan hidup anak ayam.

FAKTOR-FAKTOR PASCA INKUBASI YANG MEMPENGARUHI KUALITAS ANAK AYAM

[1] Selama proses anak ayam

Mengevaluasi berbagai area selama pemrosesan yang dapat memengaruhi kualitas anak ayam. Misalnya, penghitungan anak ayam, potong paruh, injeksi vaksin, sexing, dan lain sebagainya.

[2] Ruang penampungan dan transportasi anak ayam umur sehari

[3] Kondisi brooding

Suhu, pakan, air, dan ventilasi sangat penting untuk mencapai daya hidup 7 hari yang baik. Suhu yang tidak tepat, penyajian atau kualitas pakan yang salah, dan kurangnya akses terhadap air akan berdampak pada kualitas dan daya hidup anak ayam.

Evaluasi kualitas anak ayam

Perilaku anak ayam

Di hatchery:

Di peternakan:

Ada metode kualitatif, kuantitatif, semikuantitatif dan mikrobiologi untuk mengevaluasi kualitas anak ayam secara tepat. Apa pun metodenya, penting untuk memiliki sampel representatif yang baik dan harus dilakukan setelah pemrosesan dan seleksi.

Metode kualitatif

Metode kuantitatif

Berat badan dan keseragaman

Massa tubuh bebas kuning telur (YFBM) dan sisa kuning telur (RS)

Hasil produksi anak ayam

Skor Tona, Pasgar dan Cervantes

Panjang Anak Ayam

Metode evaluasi lainnya

Pemeriksaan anak ayam (tanyakan tim teknis untuk informasi lebih rinci)

Perut besar dikaitkan dengan suhu inkubasi yang tidak optimal dan kelembaban yang tinggi selama inkubasi. Sering dikaitkan dengan penyakit red hocks.

Bila mekonium terlalu banyak ditemukan pada kulit telur dan tray hatcher, berarti anak ayam tinggal terlalu lama di dalam hatcher. Tindakan perbaikan harus diambil: sesuaikan jam inkubasi, pull-out lebih awal, evaluasi suhu kulit telur (mungkin terlalu tinggi) dan periksa kelembapan inkubasi (mungkin terlalu rendah).

PDF
PDF
Exit mobile version