Daging ayam dan telur akan menjadi sumber protein hewani dalam program Makan Bergizi Gratis yang akan mulai bergulir Januari 2025, sebab kedua bahan pangan ini merupakan sumber protein yang terjangkau, ungkap Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.
Tak hanya harganya yang terjangkau, lanjutnya, memasukkan kedua bahan pangan ini ke dalam menu program tersebut akan membantu meningkatkan kesejahteraan para peternak unggas. Karena itu, Bapanas menggandeng para peternak unggas untuk memenuhi kebutuhan program tersebut.
Perlu upaya bersama
Pejabat Pelaksana Kewaspadaan Pangan, NFA Nita Yulianis mengatakan, diperlukan upaya bersama untuk memastikan produksi daging ayam dan telur dalam negeri memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Berdasarkan data, Nita yakin produksi telur ayam ras dan daging ayam ras dalam negeri cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ia menjabarkan kebutuhan telur ayam untuk program ini diperkirakan sekitar 127.000 ton dan daging ayam ras diperkirakan mencapai 70.000 ton. Sementara produksi tahunan telur ayam ras mencapai 6,3 juta ton dan daging ayam ras sekitar 3,8 juta ton.
Kebutuhan ini, menurut Nita, dihitung berdasarkan rekomendasi porsi ‘Isi Piringku’ dari Kementerian Kesehatan, yakni telur ayam ras 3 kali per minggu yaitu masing-masing satu butir atau 60g dan daging ayam ras 2 kali per minggu masing-masing 50g. Menyasar 15,4 juta orang, program Makan Bergizi Gratis diperkirakan akan dibagikan sekitar 46 minggu dalam setahun.
Turun harga per porsi
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya mengumumkan turunnya anggaran Makan Bergizi Gratis semula Rp 15.000 menjadi Rp 10.000 per anak dan ibu hamil. Presiden meyakini bahwa alokasi tersebut cukup untuk kebutuhan-kebutuhan di daerah.
Presiden menyampaikan hal tersebut usai mengumumkan kenaikan upah minimum provinsi usai rapat terbatas di kantor Presiden, Jakarta pada Jumat, 29 November 2024. Presiden mengatakan bahwa program Makan Bergizi Gratis merupakan suatu tambahan kesejahteraan bagi rakyat.
“Kita ingin Rp 15.000, tapi kondisi anggaran mungkin Rp 10.000, kita hitung untuk daerah-daerah itu cukup, cukup bermutu dan bergizi,” kata Presiden.
Kebutuhan anggaran
Program yang digagas Presiden ini diproyeksikan membutuhkan anggaran sekitar Rp 800 miliar setiap harinya. Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa program ini akan menjangkau 82,9 juta penerima di seluruh Indonesia dan dapat mencapai total pengeluaran sebesar Rp 400 triliun per tahun jika diterapkan secara penuh.
“Kalau program ini sudah berjalan, maka Badan Gizi Nasional akan belanja Rp 1,2 triliun setiap hari untuk investasi SDM masa depan. Sekitar 75% dari Rp 1,2 triliun itu untuk intervensi Makan Bergizi Gratis, kurang lebih Rp 800 miliar setiap hari,” kata Dadan.