Site icon aviNews, la revista global de avicultura

Indoritel suntik modal ke KFC

Escrito por: aviNews Indonesia
PDF

Indoritel Makmur Internasional, salah satu anak perusahaan dari Salim Group, telah resmi menambah penyertaan modalnya di Fast Food Indonesia, operator gerai KFC di Indonesia.

Penyertaan modal Indoritel dilakukan sejalan dengan aksi korporasi berupa private placement yang dilakukan oleh pemilik jaringan gerai KFC Indonesia tersebut.

Berdasarkan keterbukaan informasi pada awal Juni 2025, Indoritel menggelontorkan dana sebesar Rp 40 miliar dan mengambil bagian sebesar 266,7 juta saham baru yang diterbitkan Fast Food dengan harga pelaksanaan Rp 150 per saham.

Dengan langkah ini, porsi kepemilikan Indoritel atas Fast Food meningkat dari 35,84% menjadi 37,51%.

Namun, suntikan modal ini baru merepresentasikan setengah dari total target dana Rp 80 miliar yang ingin dihimpun Fast Food melalui skema Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu.

Penggunaan dana

Dalam keterbukaan informasi sebelumnya, manajemen Fast Food menyebutkan bahwa dana hasil aksi ini akan digunakan untuk pembelian persediaan dan pembayaran kewajiban lancar senilai Rp 52 miliar, serta sisanya sebesar Rp 28 miliar untuk kebutuhan operasional karyawan.

Belum diketahui apakah sisa target dana akan dipenuhi oleh investor lain atau akan diterbitkan sebagian secara bertahap.

Namun partisipasi Indoritel ini menunjukkan komitmen pemegang saham pengendali untuk menopang kondisi keuangan Fast Food yang sedang mengalami tekanan, sekaligus memperbesar pengaruhnya terhadap arah strategis perusahaan.

Kinerja Memburuk

Fast Food mengakui bahwa private placement dilakukan karena kondisi keuangan perusahaan memburuk.

Berdasarkan Pasal 8B POJK No.14/2019, penambahan modal melalui private placement dapat dilakukan sepanjang memenuhi kondisi, salah satunya mempunyai modal kerja bersih negatif dan liabilitas melebihi 80% dari aset perusahaan.

Perusahaan mencatat modal kerja bersih negatif sebesar Rp 1,67 triliun dengan total hutang jangka pendek konsolidasi perseroan sebesar Rp 2,29 triliun per akhir 2024.

Adapun rasio total kewajiban konsolidasi sebesar Rp 3,4 triliun terhadap total aset konsolidasi perusahaan sebesar Rp 3,52 triliun atau sebesar 96%, yang di mana melebihi 80%.

Modal kerja bersih negatif disebabkan oleh tingginya nilai liabilitas jangka pendek perseroan yang terdiri dari utang bank, utang usaha, dan utang lain-lain. Perseroan mempunyai liabilitas sebanyak 96% dari aset yang dimilikinya.

PDF
Exit mobile version