Site icon aviNews, la revista global de avicultura

Japfa tetap fokus pada produktivitas, inovasi dan kehati-hatian dalam investasi

Escrito por: aviNews Indonesia
PDF

Japfa Comfeed Indonesia mencatat penjualan bersih sebesar Rp 27,5 triliun pada semester I 2025, menurun dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp 27,7 triliun.

Sementara laba usaha pada paruh semester I 2025 sebesar Rp 2,1 triliun, turun dibanding periode yang sama tahun lalu senilai Rp 2,6 triliun.

Adapun EBITDA perusahaan agro-pangan ini berada di posisi Rp 2,7 triliun, lebih rendah jika dibandingkan dengan capaian tahun lalu sebesar Rp 3,2 triliun.

Direktur Leo Handoko Laksono mengatakan pada semester I 2025 Japfa tetap berfokus pada produktivitas dan inovasi dengan tetap berhati-hati dalam melakukan investasi modal.

“Perusahaan juga melakukan penyesuaian strategis dalam operasional bisnis, terutama untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang,” kata Leo.

Pakan jadi penyumbang penjualan terbesar

Berdasarkan laporan keuangan Japfa, segmen pakan pada divisi perunggasan tetap menjadi pilar penyumbang terbesar penjualan dengan margin yang relatif stabil dari tahun ke tahun.

Selain itu, peternakan komersial dan sektor hilir atau pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen turut menjadi sektor-sektor penyumbang penjualan terbesar, didukung oleh kemampuan perusahaan dan industri perunggasan yang cukup dinamis.

Leo menyatakan Japfa terus berkomitmen secara berkelanjutan terhadap penguatan bisnis jangka panjang. Ini tercermin pada peningkatan belanja modal sebesar Rp 930 miliar, naik dari Rp 720 miliar pada 2024.

“Investasi ini juga diarahkan untuk mempercepat program digitalisasi di berbagai unit operasional, mulai dari tahap produksi hingga pemasaran, demi menciptakan produktivitas dan efisiensi biaya yang optimal,” ungkapnya.

Lebih jauh Leo mengungkapkan jika Japfa tetap optimis menghadapi tahun ini dengan memanfaatkan berbagai peluang. Ia menyebut pihaknya senantiasa berupaya dalam mengedukasi pentingnya protein hewani bagi kesehatan, sekaligus mendukung program pemerintah dalam mengurangi gizi buruk dan stunting.

“Ke depan, Japfa akan terus memperkuat bisnis hilir dengan mengoptimalkan kapasitas produksi dan distribusi produk unggulan,” pungkasnya.

Kinerja Japfa lewati ekspektasi

Sebelumnya diberitakan bahwa Japfa mencatatkan lonjakan laba bersih yang signifikan pada 2024, mencapai Rp 3 triliun atau meningkat 225% secara tahunan. Hasil ini melampaui ekspektasi pasar, ungkap analisa dari Stockbit Sekuritas.

Pada kuartal IV 2024, laba bersih Japfa mencapai Rp 923 miliar, meningkat 50% secara kuartalan dan berhasil membalikkan kondisi rugi pada kuartal IV 2023. Investment Analyst Stockbit, Reynaldo Mulya, mengatakan bahwa kinerja ini lebih baik dari perkiraan.

“Kami menilai hasil kuartal IV 2024 sebagai kinerja yang baik, ditopang masih kuatnya segmen broiler dan DOC,” terangnya.

Segmen broiler menjadi kontributor utama dalam pertumbuhan laba Japfa, mencatatkan laba usaha sebesar Rp 916 miliar pada kuartal IV 2024. Angka ini merupakan laba usaha kuartalan tertinggi sepanjang sejarah segmen tersebut, setelah sebelumnya mengalami kerugian pada kuartal III 2024 dan kuartal IV 2023.

Dengan hasil ini, laba usaha segmen broiler selama tahun 2024 mencapai Rp 1,6 triliun, berbalik untung setelah mengalami kerugian sejak 2019 hingga 2023.

Menurut Reynaldo, kenaikan harga broiler menjadi salah satu faktor utama di balik pemulihan segmen ini.

“Harga rata-rata broiler pada kuartal IV 2024 meningkat menjadi Rp 20.200 per kg, naik 10% baik secara kuartalan maupun tahunan. Kenaikan harga ini membantu meningkatkan profitabilitas dan mendorong pemulihan segmen broiler,” jelasnya.

PDF
Exit mobile version