Japfa Comfeed Indonesia membukukan laba bersih yang melonjak 224,71% secara tahunan menjadi Rp 3,01 triliun dari tahun sebelumnya Rp 929,71 miliar.
Berdasarkan laporan keuangannya per Desember 2024, perusahaan membukukan kenaikan penjualan neto sebesar 9,03% menjadi Rp 55,80 triliun dari posisi tahun sebelumnya Rp 51,17 triliun.
- Beban pokok penjualan hanya naik 2,10% menjadi Rp 44,58 triliun di 2024 dari sebelumnya Rp 43,66 triliun di 2023. Hal ini membuat laba usaha mencapai Rp 5,06 triliun atau naik 129,41% dari tahun sebelumnya Rp 2,20 triliun.
Kontributor pendapatan
Dilihat dari sisi kontribusi pendapatan perusahaan, peternakan komersial masih menjadi tulang punggung. Pendapatan dari bisnis ini mengalami kenaikan 8,13% menjadi Rp 23,03 triliun di 2024 dari tahun sebelumnya Rp 21,30 triliun.
- Pendapatan dari pembibitan unggas mengalami pertumbuhan paling tinggi di sepanjang 2024 sebesar 35,84% menjadi Rp 3,27 triliun dari sebelumnya Rp 2,41 triliun.
- Sementara, pendapatan pakan ternak meningkat 6,20% menjadi Rp 14,67 triliun dari sebelumnya Rp 13,81 triliun.
- Pendapatan dari pengolahan hasil peternakan naik 11,82% menjadi Rp 8,89 triliun, diikuti dengan perdagangan dan lain-lain naik 4,90% menjadi Rp 2,09 triliun.
- Lalu, pendapatan budidaya perairan naik 4,25% menjadi Rp 4,77 triliun dari sebelumnya Rp 4,57 triliun.
Pasar, aset dan ekuitas
Dari total penjualan, fokus pasar perusahaan masih berada di Indonesia dengan kontribusi sebesar 98,27% terhadap penjualan neto atau senilai Rp 55,80 triliun.
- Sedangkan sisanya 1,72% atau sebesar Rp 962,51 miliar merupakan penjualan ekspor.
Dari sisi aset, total aset perusahaan mencapai Rp 34,66 triliun atau naik 1,63% dari posisi sebelumnya Rp 34,10 triliun.
- Di dalamnya, liabilitas berkurang 9,26% menjadi Rp 18,09 triliun dan ekuitas bertambah 16,97% menjadi Rp 16,57 triliun.
Kondisi teknikal saham
Meski laporan keuangan perusahaan terlihat impresif, menurut para analis, kondisi teknikal saham justru belum menunjukkan sinyal positif.
- Saat ini (2 Maret 2025), harga saham perusahaan berada di bawah level psikologis 2.000 dan memperlihatkan tanda-tanda pelemahan. Support terdekat ada di level 1.800, dan jika harga terus tertekan hingga menembus garis MA 150, investor disarankan untuk menghindari entry lebih lanjut.