Blitar di Jawa Timur memasok hingga 30% kebutuhan telur nasional. Namun, mayoritas peternak di kabupaten ini masih menggunakan sistem kandang sangkar (baterai), yang membatasi ayam untuk berperilaku alami seperti bertengger, bersarang, mandi debu, dan bergerak bebas.
Karena itu, Animal Friends Jogja (AFJ) mengadakan sarasehan bertema ‘Penerapan Kesejahteraan Hewan dan Pengelolaan Peternakan Ayam Petelur Bebas Sangkar (Cage-Free)’ di Blitar.
Sarasehan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada para peternak tentang pentingnya kesejahteraan hewan. Serta, bagaimana sistem peternakan ayam petelur bebas sangkar bisa menjadi alternatif yang lebih etis dan lebih memperhatikan prinsip-prinsip kesejahteraan hewan.
Dihadiri oleh 41 peternak, sarasehan ini menghadirkan tiga pembicara utama:
- Anom Yusuf Tri Bambang Susilo, Indonesian Program Associate dari Global Food Partners, membahas manajemen peternakan bebas sangkar dan potensi pengembangannya.
- Agung Setyoleksono dari Peternakan Tri Manunggal Bhakti memaparkan pengelolaan peternakan postal.
- Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar, Eko Susanto, menjelaskan peran dinas pada kesejahteraan hewan dan sistem peternakan ayam petelur bebas sangkar.
Permintaan yang meningkat
Menurut drh Desti Ika Yanti, Animal Welfare Specialist dari AFJ, permintaan telur bebas sangkar semakin meningkat, baik dari konsumen maupun pasar internasional.
Meskipun demikian, katanya, ketersediaannya masih terbatas. Ini menunjukkan adanya peluang besar bagi peternak untuk menerapkan sistem bebas sangkar di peternakannya.
Melihat tren pasar Asia dan global yang semakin mengutamakan kualitas dan etika, serta menyadari bahwa tren pasar akan terus berubah seiring meningkatnya kecerdasan konsumen, kata Eko: “Sistem bebas sangkar menjadi pilihan strategis bagi pemilik peternakan dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada.”
Karena itu, sambungnya: “Kami mendorong peternak di Blitar untuk mulai menerapkan sistem bebas sangkar sebagai alternatif yang lebih sehat, berperikehewanan, dan memiliki potensi pasar yang jelas.”
Tipe-tipe sistem bebas sangkar
Pemeliharaan ayam dengan sistem bebas sangkar terdapat beberapa tipe yaitu postal, free-range/umbaran, veranda, multitier/bertingkat, dan pasture-raised/padang penggembalaan, terang Anom.
Sistem-sistem tersebut memberikan ruang bagi ayam untuk mengekspresikan perilaku alaminya, seperti bertengger, bersarang, mencari sumber pakan potensial, dan mandi debu.
“Ini adalah bagian dari upaya menjaga kesejahteraan hewan,” kata Anom.
Harapan
“Sarasehan ini menjadi titik awal bagi peternak Blitar untuk mempelajari lebih lanjut mengenai sistem bebas sangkar yang memperhatikan kesejahteraan hewan,” ujar drh Desti.
Ia berharap, dengan semakin banyaknya peternak di Blitar yang mengetahui sistem peternakan bebas sangkar, semoga tumbuh lebih banyak inisiatif yang mendorong peningkatan kesejahteraan ayam petelur.
Transisi menuju sistem ini bukan sekadar memberikan ruang gerak yang lebih luas bagi ayam, tetapi juga mencerminkan langkah menuju masa depan yang lebih welas asih dan peduli terhadap kehidupan makhluk lain, tambahnya.