Kementerian Pertanian mendorong pengembangan peternakan puyuh sebagai sumber protein hewani alternatif yang potensial untuk memperkuat ketahanan pangan.
Ini disampaikan oleh Imam Wahyudi, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Komunikasi, saat meninjau peternakan Hallo Puyuh Farm di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, belum lama ini.
Hallo Puyuh Farm dikelola oleh peternak muda Faidal Ahmadami.
Kata Imam, sub-sektor puyuh punya potensi besar, terutama dalam menyediakan protein hewani yang terjangkau. Dan ini bagian dari strategi diversifikasi pangan.
Hallo Puyuh Farm dikelola oleh peternak muda Faidal Ahmadami. Di kandang sederhana miliknya, sekitar 2.000 ekor puyuh rutin menghasilkan sekitar 18kg per hari.
Dengan harga jual sekitar Rp 35.000 per kg, usaha ini memberi peluang ekonomi yang menjanjikan bagi peternak skala kecil hingga menengah.
Dengan siklus produksi yang singkat—antara 33 hingga 45 hari sejak DOQ hingga bertelur—dan kebutuhan lahan yang minim, puyuh dinilai cocok untuk dikembangkan oleh generasi muda. |
“Potensi puyuh itu besar, sebagai peluang usaha yang bisa menghasilkan,” kata Faidal.
Ia berharap ada lebih banyak dukungan pemerintah, khususnya dalam pembinaan teknis dan akses pasar.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bandung Barat, Wiwin Apriyanti, mengatakan pihaknya mendukung peternakan puyuh sebagai bagian dari pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Kami terus mendorong peternak agar bisa naik kelas melalui dukungan teknis seperti penyediaan disinfektan dan vaksin serta fasilitasi pengembangan pemasarannya,” ujarnya.