Site icon aviNews, la revista global de avicultura

Penyakit-penyakit yang menyebabkan infertilitas jantan broiler breeder

PDF

Conteúdo disponível em: English

Infertilitas pada flok breeder telah menjadi masalah umum dalam produksi broiler breeder.

Gambar 1. Saluran reproduksi normal.

Pertambahan bobot badan yang berlebihan karena bertambahnya umur atau konformasi yang buruk juga dapat menyebabkan kopulasi yang tak sempurna pada jantan dan akhirnya terjadi penurunan fertilitas. Di sisi lain, jantan dengan berat badan rendah (< 3.800 gram) juga dihubungkan dengan fertilitas yang rendah.

Gambar 2. Unilateral orchitis yang disebabkan oleh E. coli. Testis kiri dari seekor jantan umur 27 minggu adalah bengkak dan berubah warna.

Infertilitas jantan meningkat seiring bertambahnya usia jantan setelah 40 minggu tetapi dapat dipercepat karena faktor-faktor berikut:

Gambar 3. Orchitis yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Inflamasi adalah bukti pada testis yang bengkak dan berubah warna. Orchitis biasanya merusak testis secara keseluruhan.

VIRUS-VIRUS PERNAFASAN DAN INFERTILITAS JANTAN

Banyak virus pernafasan bisa juga memicu infeksi urogenital, mengarah ke penyakit nefropatogenik, sindrom false layer pada ayam petelur, epididymal lithiasis dan epididymitis pada jantan.

Dilaporkan bahwa stain IBV virulen Arkansas (Ark) dan Massachusetts (M41) bisa memiliki transmisi venereal (Gallardo et al., 2011).

Pejantan yang dikebalkan sebelum masa pubertas dengan beberapa strain IBV unggas memiliki tingkat kejadian yang tinggi dari batu kalsium epididimis, mengurangi produksi sperma harian dan menurunkan testosteron serum saat dewasa (Jackson et al., 2006). Hal ini penting untuk melakukan surveilans molekuler dari IBV untuk memonitor strain vaksin dan mendeteksi varian IBV yang sedang berkembang yang bisa mempengaruhi fertilitas.

EPIDIDYMAL LITHIASIS (BATU)

Epididymal lithiasis (batu) mungkin adalah temuan yang paling umum di jantan dari flok broiler breeder yang dilaporkan terjadi peningkatan infertilitas. Epididymal lithiasis dikarakterisasikan dengan pembentukan batu luminal yang kaya kalsium di wilayah epididimis dari pejantan (Gambar 4).

Gambar 4. Epididymal lithiasis (batu) pada pejantan broiler breeder umur 65 minggu. Ketika epididimisnya dipotong, itu terasa berpasir. Organ berwarna kuning itu bagian dari kelenjar adrenal.

Jantan-jantan yang dipengaruhi oleh penyakit ini memiliki perubahan epididimal dan testikular yang drastis.

Gambar 5. Wilayah epididimal dari pejantan. (A) Pandangan makroskopis dari testis dan wilayah epididimal (area yang disorot). (B) Wilayah epididimal dari hewan yang tidak terdampak menunjukkan duktulus eferen proksimal dengan epitelium yang terlipat (PED), duktulus eferen distal (DED), dan saluran epidemal (EP). (C) Wilayah epididimal dari pejantan yang dipengaruhi oleh lithiasis epididimal yang menunjukkan baru luminal (*) dan kehilangan dari lipatan epitelial pada duktulus eferen proksimal (PED). Saluran epididimal (EP) menunjukkan tidak ada perubahan yang nyata. Bar di B dan CZ100 mm. T, testis; EP, wilayah epididimal; Vas, saluran diferensial. (Oliveira et al., 2011).

Selain itu, para peneliti dari Universitas Kurdistan di Iran melaporkan adanya ekspresi yang berlebihan dari aromatase cytochrome P450 (CYP19) dan aquaporin 9 (AQP9) pada pejantan broiler breeder tua.

Aromatase, disebut juga dengan estrogen synthetase, adalah enzim yang bertanggung jawab terhadap banyak reaksi yang terlibat dalam steroidgenesis.

Pejantan yang terdampak oleh epididymal lithiasis menampilkan rasio plasma estrogen/testosteron yang tinggi, menunjukkan sebuah korelasi dengan level ekspresi dari CYP19 (Heydari et al, 2023).

Kondensasi dari kandungan saluran epididimis dan pengurangan dalam sel-sel bersilia membuat semen lebih sulit untuk bergerak. Mereka juga bisa menutup saluran ektratestikular, yang bisa mengarah pada sindrom fertilitas rendah yang terlihat pada pejantan tua (Gambar 6).

Gambar 6. Testis dari pejantan umur 67 minggu dari sebuah flok dengan fertilitas normal. Akan tetapi, sperma telah mengumpul di testis kanan dan epididimis karena duktus deferens yang tersumbat.

Antioksidan, vitamin C, E, selenium, dan banyak produk phytobiotic bisa memitigasi beberapa efek negatif dari penuaan, kerusakan epididimis yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Akan tetapi, produk-produk itu tidak mencegah kondisi tersebut dan tidak selalu efektif.

Pemahaman yang lebih baik tentang penyakit ini bisa membantu mengembangkan lebih banyak metode pencegahan. Menjaga kesehatan testis seiring bertambahnya umur pejantan bisa meminimalisir gangguan fertilitas yang memiliki dampak signifikan pada keuntungan.

Referensi tersedia jika diminta.

PDF
PDF
Exit mobile version