Produksi jagung pipilan kering di Indonesia diprediksi akan meningkat 2,93% secara tahunan menjadi 15,21 juta ton di tahun ini, dengan kadar air 14%.
Menurut Badan Pusat Statistik, prediksi ini didasari oleh pertambahan luas area panen yang diprediksi mencapai 2,58 juta hektar, naik 4,34% secara tahunan.
Bagi industri pakan ternak, kenaikan produksi ini diharapkan menjadi angin segar sebab mereka bergantung pada pasokan jagung lokal sebagai bahan baku utama.
- Tantangan
Meski diprediksi naik, faktor cuaca yang tak menentu dan perubahan iklim tetap menjadi kekhawatiran terbesar bagi para petani jagung. Sebab itu, dibutuhkan teknologi, di samping bibit unggul dan pupuk berkualitas, untuk mengoptimalkan produksi dan meningkatkan kualitas jagung.
Sisi distribusi juga perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah pusat dan daerah. Infrastruktur yang kurang memadai, seperti jalan penghubung ke pusat distribusi dan pasar, bisa menghambat proses pemasaran dan membuat harga jagung tetap berfluktuasi di tingkat konsumen.
- Jawa Timur terbesar
Dari angka prediksi produksi itu, Jawa Timur disebut menjadi penyumbang terbesar dengan angka produksi mencapai 4,49 juta ton, sedikit menurun dari 2023 yang sebesar 4,79 juta ton.
Posisi kedua ditempati oleh Jawa Tengah dengan angka 2,58 juta ton. Lalu diikuti oleh Sumatera Utara dengan produksi 1,37 juta ton, terbesar di Pulau Sumatera.