Site icon aviNews, la revista global de avicultura

Sorotan penelitian dari International Poultry Scientific Forum 2025

PDF

Konten ini tersedia dalam: English

International Poultry Scientific Forum (IPSF) 2025 diadakan pada tanggal 27 dan 28 Januari di Atlanta, GA, sebelum International Production and Processing Expo (IPPE). Lebih dari 1.630 peserta berpartisipasi dalam pertemuan ini, menjadikannya kembali menjadi salah satu pertemuan ilmiah unggas tahunan terbesar di seluruh dunia.

Berbagai topik yang diamati lebih beragam, dan pembicaraannya terkait dengan:

Artikel ini akan menyoroti beberapa presentasi tersebut hanya di bidang pemuliaan, reproduksi, dan pengolahan pakan. Pembaca dianjurkan untuk menghadiri acara ini tahun depan dan mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang kualitas penelitian yang disajikan dalam pertemuan ini.

BREEDER DAN REPRODUKSI

Pemangkasan bulu kloaka meningkatkan kinerja reproduksi pejantan layer breeder

Dr. Ricardo Pereira dari University of São Paulo membahas percobaan yang dilakukan dalam kondisi komersial untuk mengevaluasi pemangkasan bulu kloaka bulanan pada pejantan guna meningkatkan parameter reproduksi.

Suplementasi ransum spray-dried plasma meningkatkan kualitas semen pada broiler breeder yang menua

Mario Lopes dari University of São Paulo menyajikan hasil yang menunjukkan bahwa suplementasi ransum pejantan dengan 1% spray-dried plasma mengurangi cacat morfologi spermatozoid pada usia 63 minggu dibandingkan dengan kelompok yang tidak diberi suplemen.

Vaksin subunit multi-antigen meningkatkan kekebalan induk dan keturunan terhadap Campylobacter pada ayam

Mostafa Admed dari Clemson University melaporkan bahwa vaksin yang diproduksi dengan protein membran luar C. jejuni dan ligan reseptor Toll-like 21 (CpG ODN) mengimunisasi layer breeder sehingga mengurangi jumlah fecal C. jejuni sebanyak 1,02 Log10 pada minggu ke-4 dan 1,37 Log10 pada 10 minggu pasca-imunisasi.

Dampak dari pemindahan tempat pakan terhadap perilaku pullet broiler breeder yang dibatasi pakannya pada umur 10 dan 15 minggu

Mazette Croom dari Texas A&M memaparkan hasil penelitian ini, yang mengevaluasi perilaku pullet breeder selama periode pembatasan pakan maksimum.

Pengamatan mereka menunjukkan bahwa pemindahan tempat makan mengurangi pergerakan sebesar 3% pada usia 10 minggu dan 51,7% pada usia 15 minggu serta mematuk objek sebesar 23,8% dan 47,7%, masing-masing.

Pemindahan tempat makan menyebabkan lebih banyak ayam melakukan aktivitas dasar (+4,9%), tidak aktif (+10,6%), dan mencari makan (11,3%).

Respon antibodi terhadap vaksin 2-way dan 4-way killed IBD, Reo, NDV, dan IBV

Proyek ini mengevaluasi aplikasi vaksin killed dengan Infectious Bursal Disease Virus (IBDV) dan Reovirus (Reo) dalam dua produk vaksin komersial 2-way dari produsen yang berbeda. dan dua produk 4-way yang juga menyertakan Newcastle Disease Virus (NDV) dan Infectious Bronchitis Virus (IBV) ke dalam campurannya.

PEMROSESAN PAKAN

Interaksi suhu lingkungan dan conditioning mengubah dinamika uap selama proses pelleting

Alexis Renner dari West Virginia University menyampaikan makalah ini.

Pelleting melibatkan steamconditioning mash, mengekstrusi pakan yang telah dikondisikan melalui pellet die dan pendinginan.

Steam conditioning menerapkan panas dan kelembapan, membantu pembentukan pelet dan laju produksi.

Meningkatnya suhu pengkondisian akan meningkatkan conditioned mash dan kadar air pelet panas, tanpa mempedulikan suhu sekitar.

Data ini menunjukkan bahwa suhu sekitar dapat mengubah dinamika uap yang pada akhirnya memengaruhi proses pelleting.

Conditioning di atas 70oC dan pelleting jagung serta pakan berbasis bungkil kedelai yang mengandung bungkil kedelai yang under-processed dapat mengurangi efek faktor antinutrisi.

Reuben Adejuno dari West Virginia University menunjukkan bahwa ransum yang mengandung bungkil kedelai yang under processed dan di-conditioningkan di atas suhu 70oC serta dipelet, mengurangi efek kinerja antinutrisi.

Kelompok penelitian ini mengevaluasi sembilan perlakuan yang dihasilkan dari percobaan faktorial dengan tiga jenis bungkil kedelai (under, peak, and over-processed) dan tiga suhu conditioning (70, 80, dan 90 °C) selama 30 detik.

Peningkatan suhu conditioning dari ransum yang under-processed hingga 80derajat akan mengembalikan pertambahan berat badan ke berat ransum yang peak-processed 70derajat.

Ayam yang diberi ransum yang over-processed memperoleh berat badan paling sedikit dan memiliki asupan pakan paling rendah.

Pertemuan ini akan mempertemukan ilmuwan hebat yang akan menawarkan informasi bermanfaat bagi industri di berbagai sektor.

Artikel aviNews International berikutnya akan membahas lebih banyak temuan penelitian yang dipresentasikan di IPSF.

PDF
PDF
Exit mobile version