Site icon aviNews, la revista global de avicultura

Tantangan dermatitis footpad pada broiler dan intervensi nutrisi

PDF
Footpad

Industri broiler telah berkembang signifikan dalam dua dekade terakhir dengan perkembangan genetik dan manajemen pemeliharaan yang membuat broiler tumbuh cepat dan efisien.

Manajemen dan nutrisi telah diarahkan untuk mendukung ayam tumbuh besar dalam waktu cepat.

Broiler saat ini mengutamakan deposisi otot ketimbang perkembangan tulang dan jaringan lunak yang mengarahkan pada tantangan integritas struktural, yang dapat diperburuk dengan tantangan kesehatan usus dalam program bebas antibiotik.

Dermatitis footpad adalah inflamasi kulit yang meyebakan lesi nekrotis pada permukaan plantar dari footpad (bantalan kaki) pada unggas (Shepherd et al., 2010).

Di beberapa negara, kaki ayam diakui sebagai makanan lezat dan saat ini merupakan bagian ayam terpenting ketiga (setelah dada dan sayap).

Selain menyebabkan tingginya kondemnasi, lesi footpad juga adalah kriteria audit dalam evaluasi kesejahteraan hewan dari produksi unggas (Mayne, 2005; Matland 1985).

Lesi-lesi pada footpad bisa menyebabkan infeksi sistemik pada unggas, sebab itu, dermatitis footpad dianggap sebagai masalah keamanan pangan (Matland, 1985; Campo et al., 2005; Managi et al., 2012).

Dermatitis footpad adalah kondisi multifaktorial yang disebabkan oleh:

Litter basah dilaporkan menjadi faktor predisposisi sentral untuk perkembangan dermatitis footpad pada unggas (Martland, 1984; Wang et al 1998; Mayne 2007).

Beberapa peneliti melaporkan bahwa penggantian litter basah dengan litter kering memperbaiki lesi footpad dalam dua minggu (Nagaraj et al, 2007; Taira et al., 2014).

Sayangnya, di lapangan, penggantian litter basah tidak praktis atau tidak ekonomis, sehingga praktik alternatif harus dipertimbangkan.

Trace mineral seperti Zn, Cu, dan Mn diketahui berperan dalam menjaga integritas struktural dari beberapa jaringan termasuk kulit (Manangi et al, 2012; Maricola 2003; Lansdown et al., 2007; Iwate et al 1999, Viera et al. 2013, Berger et al., 2007 Gambar 1).

Nutraseutikal seperti probiotik, prebiotik, atau enzim yang meningkatkan integritas usus dan meningkatkan konsistensi feses dan kualitas litter juga dapat mengurangi lesi footpad (Van Dee Aa et al, 200*).

Gambar 1. Pentingnya trace mineral

Ada berbagai biomarker untuk perkembangan lesi footpad dan penyembuhan luka yang bisa digunakan untuk lebih memahami patologi dan etiologi dari dermatitis footpad dan menemukan strategi untuk mengintervensi atau mencegah perkembangan lesi footpad dan mendukung proses penyembuhan luka (Chen at al., 2016; Gambar 2).

Gambar 2. Foot Dermatitis adalah bentuk kegagalan dari integritas kulit. Penyembuhannya adalah proses yang kompleks.

Gambar 3. Reduksi pada level Zn Chelato MMHAC (30ppm Zn) vs ZnSO4 (100ppm Zn) membantu mengatasi foot dermatitis.

Para peneliti (Gambar 3; Manangi et al., 2012; Chen et al., 2017) telah menemukan bahwa suplementasi dari kombinasi trace mineral Zn, Cu dan Mn dalam bentuk mineral methionine hydroxy analog chelated (MMHAC) meningkatkan performa pertumbuhan, dan juga mengurangi lesi footpad dengan cara meningkatkan proses penyembuhan luka melalui promosi sintesis kolagen, deposisi dan pengaturan, migrasi sel, pemodelan ulang matrix, angiogenesis, dan pengaturan inflamasi (Gambar 4).

Gambar 4. Keikutsertaan dari trace mineral dalam meregulasi proses penyembuhan.

KESIMPULAN

Trace mineral berpartisipasi dalam proses penyembuhan luka dengan cara mengurangi inflamasi, meningkatkan ekspresi dari gen-gen yang tercakup dalam vaskularisasi, migrasi dan proliferasi sel dan deposit dan pemodelan ulang dari kolagen.

Suplementasi trace mineral yang tersedia lebih tinggi seperti MMHAC, memperbaiki dermatitis footpad dan integritas kulit dengan cara meningkatkan proses penyembuhan luka yang menghasilkan penurunan dermatitis footpad.

Sumber referensi dapat dikonsultasikan ke penulis.

PDF
PDF
Exit mobile version