30 Jan 2025

Chickin raih pembiayaan Rp 250 miliar dari DBS

Dana ini dikabarkan akan digunakan untuk modal kerja startup tersebut untuk mendukung operasional bisnisnya.

Available in other languages:

Chickin Indonesia, startup bidang perunggasan, belum lama ini meraih pendanaan dari Bank DBS Indonesia sebesar Rp 250 miliar dalam bentuk pinjaman, seperti diberikan oleh Deal Street Asia.

Dana ini dikabarkan akan digunakan untuk modal kerja startup tersebut untuk mendukung operasional bisnisnya.

Natalia Y Ratulangi, Direktur Eksekutif dan Kepala Mid Cap, Institutional Banking Group dari Bank DBS Indonesia, mengatakan bahwa Chickin menunjukkan potensi yang kuat dan visinya sejalan dengan misi DBS.

“Kami sangat antusias tentang dampak sosial positif mereka melalui teknologi, sebab teknologi dan inovasi adalah nilai kunci yang selalu kami dorong di DBS,” kata Natalia.

Dia menambahkan, fasilitas pinjaman untuk Chickin itu adalah bagian dari tawaran DBS Indonesia untuk perusahaan-perusahaan berkapitalisasi medium dengan penghasilan antara 1 sampai 10 triliun rupiah.

Optimis tapi berhati-hati

DBS berpandangan optimis dengan penuh kehati-hatian terhadap sektor pertanian di Indonesia. Menurut Natalia, peluang di sektor ini sangat signifikan, namun perusahaannya akan selalu berfokus pada pengaturan risiko.

Berlanjut setelah iklan.

Sektor agritek di Indonesia sedang menghadapi banyak tantangan, di mana adanya dugaan aktivitas penipuan di eFishery, startup bidang perikanan. Pada Oktober 2022, Bank DBS Indonesia menggelontorkan pinjaman sebesar Rp 500 miliar kepada eFishery.

Namun ia menekankan bahwa DBS selalu berhati-hati dalam memberikan pinjaman kepada pelanggannya dengan menggunakan parameter dan penilaian kredit dalam proses uji tuntas mereka.

Menghindari penipuan dan salah urus

Tubagus Syailendra W, CEO Chickin, mengatakan belajar dari kasus eFishery, perusahaannya sekarang berfokus pada peningkatan kepatuhan, manajemen risiko, dan tata kelola.

“Industri pertanian Indonesia memang sangat potensial, namun hingga saat ini, sangat sulit untuk menemukan startup yang berhasil karena kurangnya tata kelola dan manajemen keuangan yang baik,” katanya.

Terangnya, sejak awal, Chickin hanya fokus pada perunggasan, dari aspek hulu hingga hilir. Perusahaan tidak agresif untuk mengejar pertumbuhan tapi lebih fokus untuk menjadi perusahaan yang berkelanjutan dengan arus kas yang positif. Ia mengklaim perusahaan sudah mencapai arus kas positif sejak 2024.

Untuk mencegah penipuan dan salah urus, kata Tubagus, Chickin telah membangun sistem operasional dan kontrol finansial yang disiplin.

“Kami mengembangkan sistem ERP dan manajemen data kami. Kami juga melakukan audit eksternal 2 kali dalam setahun untuk memastikan transparansi di dalam perusahaan,” katanya.

Perihal ekspansi, Chickin tak ingin agresif. Perusahaan mulai dengan mengkonsentrasikan di Jawa Tengah. Setelah mengembangkan sistem dan operasionalnya, perusahaan secara perlahan akan berekspansi ke wilayah lain di Indonesia.

Terkait dengan Pasar

BERGABUNGLAH DENGAN KOMUNITAS UNGGAS KAMI

Akses ke artikel dalam PDF
Terus ikuti buletin kami
Dapatkan majalah dalam versi digital secara gratis

TEMUKAN
AgriFM - Podcast sektor peternakan dalam bahasa Spanyol
agriCalendar - Kalender acara di dunia peternakanagriCalendar
agrinewsCampus - Kursus pelatihan untuk sektor peternakan