26 Nov 2024

Forum ‘Made of More’ Novus bahas produksi broiler yang berkelanjutan

Forum ini dihadiri oleh para pelaku industri broiler dari berbagai daerah di Indonesia dan dari Malaysia.

Dari kiri, Dr Edgar Oviedo-Rondón, Dr Hugo Romero-Sanchez dan Dr Budi Tangendjaja.

Bertujuan memberikan solusi terkini untuk produksi broiler yang lebih baik, Novus menyelenggarakan forum broiler ‘Made of More’ pada 21 November 2024.

Berlokasi di Gading Serpong, forum ini dihadiri oleh para pelaku industri broiler dari berbagai daerah di Indonesia dan dari Malaysia.

Pembicara yang dihadirkan adalah Dr Budi Tangendjaja (Konsultan Nutrisi dan Teknologi Pakan), Dr Edgar Oviedo-Rondón (Professor Ilmu Unggas dari North Carolina State University), dan Dr Hugo Romero-Sanchez (Executive Manager - Global Poultry Technology Lead dari Novus).

Drh Rika Riantika, Regional Sales Manager untuk Indonesia dan Malaysia dari Novus, mengatakan broiler adalah bisnis perunggasan yang penting di Indonesia dan Malaysia. Karena itu, dibutuhkan strategi-strategi maju untuk memperoleh kesuksesan dalam produksi broiler.

Rika juga menyampaikan bahwa forum ini ditujukan untuk mengenalkan lebih jauh tagline baru Novus, yaitu ‘Made of More’.

Berlanjut setelah iklan.

Made of More

Rajeev Murthy, Managing Director untuk Asia Pacific dari Novus, menjelaskan bahwa para produsen broiler membutuhkan ‘lebih’.

“Setiap hari, dunia ini meminta para produsen untuk melakukan yang lebih. Pertumbuhan yang lebih. Efisiensi yang lebih. Dan setiap hari pula, hadir banyak hal yang harus dilakukan. Serta lebih banyak masalah yang harus diselesaikan,” kata Rajeev.

Dengan mengusung tagline baru Made of More, lanjutnya, Novus hadir sebagai perusahaan nutrisi yang cerdas. Nutrisi yang cerdas adalah kombinasi terbaru dari orang-orang yang berpengalaman, perspektif yang luas dan mendalam, dan solusi pintar yang memungkinkan untuk sesuatu yang lebih dari apapun yang kita buat.

“Nutrisi yang cerdas bukan hanya tentang memberi makan ternak, tapi juga tentang bisnis, keberlanjutan, dan generasi yang akan datang,” tambahnya.

Nutrisi yang cerdas dari Novus mencakup:

Perkembangan industri unggas

Memaparkan tentang perkembangan industri unggas di Indonesia, Dr Budi mengingatkan para produsen broiler untuk senantiasa beradaptasi dengan perubahan. Gaya hidup dan preferensi makanan dari konsumen berubah seiring perubahan pendapatan dan generasi.

Terlebih dengan meningkatnya perhatian pada isu keberlanjutan, para produsen broiler seharusnya bukan hanya berfokus pada keuntungan, tapi juga manusia dan bumi, atau yang diistilahkan dengan 3P (profit, people dan planet). Khusus untuk bumi, jejak karbon dalam produksi broiler adalah isu terkini, terangnya.

Dr Budi mengamati, industri broiler Indonesia masih terfragmentasi menjadi usaha-usaha tersendiri, atau dengan kata lain, belum terintegrasi dalam menghasilkan produk akhir berupa ayam beku atau produk olahan.

Alhasil, terjadi inefisiensi karena masing-masing usaha tadi harus menjadi sumber keuntungan dan tidak menghitung biaya. Rentetannya, industri broiler Indonesia tidak berdaya saing di kancah regional, apalagi internasional.

“Selain itu, peternakan broiler sangat bervariasi dalam hal skala usaha, penerapan teknologi, dan efisiensi (indeks performa berkisar antara 240 sampai 400-an),” katanya.

Sebab itu, industri broiler Indonesia harus berubah, mengikuti perkembangan bisnis dan perubahan teknologi (genetika, nutrisi, pembuatan pakan, perkandangan, dan pengolahan).

Untuk bisa berkompetisi di kancah regional dan internasional, Dr Budi berpesan bahwa model bisnis terintegrasi secara vertikal adalah dibutuhkan, begitu pula dengan penerapan berbagai teknologi terkini.

Tak kalah pentingnya, para produsen broiler perlu terus mengamati konsumen, mencakup generasi, harga produk, proses pengolahan, kesehatan, dan nilai-nilai tambah yang konsumen inginkan seperti produk yang bebas antibiotik dan peduli lingkungan.

Tepung kedelai dan protease

Perihal tepung kedelai, Dr Budi yakin bahan baku ini akan terus menjadi sumber protein utama dalam ransum broiler.

Menurutnya, analisis tepung kedelai harus benar dalam hal level trypsin inhibitor activity dan trypsin inhibitor units, dan NIR dapat digunakan untuk mengontrol kualitasnya. Trypsin inhibitor adalah protein dalam kedelai yang dapat mengurangi kemampuan broiler untuk mencerna protein.

“Tepung kedelai dengan trypsin inhibitor yang tinggi sebaiknya dikurangi dengan cara dilusi atau menggunakan teknologi seperti perlakuan panas dan enzim yang dapat bekerja terhadap trypsin inhibitor,” terangnya.

“Dari berbagai penelitian, protease dapat mengurangi inhibitor protein yang ada dalam kedelai. Protease aspartat dapat meningkatkan performa broiler dan dapat digunakan untuk mengurangi level protein ransum.”

Integritas usus dan nutrisi yang presisi

Dalam presentasinya, Dr Oviedo menggarisbawahi bahwa ‘keseimbangan’ adalah kunci dari kesehatan usus broiler. Keseimbangan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Faktor-faktor yang terkait dengan host (inang) mencakup latar belakang genetiknya dan perkembangan usus. Sementara faktor-faktor yang terkait dengan lingkungan merupakan bagian dari manajemen pemeliharaan, seperti stres/kesejahteraan, manajemen pakan, manajemen litter, dan nutrisi.

“Broiler bisa menjaga keseimbangan itu bila perkembangan ususnya baik dan ditopang oleh pakan dan air minum yang berkualitas,” katanya.

Menurut Dr Oviedo, pengolahan pakan dan manajemen lingkungan (terutama manajemen pemeliharaan dan biosekuriti) adalah faktor terpenting bagi kesehatan usus.

Pengolahan pakan yang tepat ditujukan untuk menjaga motilitas usus broiler tetap normal, karena ukuran partikel pakan yang sesuai dapat menstimulasi kerja ampela dan menormalisasi passage rate.

Dr Oviedo juga membahas tentang microbiome dimana imbuhan pakan bisa membantu memodulasi dan meningkatkan stabilitas, resistensi dan resiliensi microbiome. Imbuhan pakan yang dimaksud mencakup mineral, enzim eksogen, asam organik, probiotik, prebiotik dan ekstrak tumbuhan.

Di presentasi keduanya, dia menjelaskan tentang model matematika dan precision nutrition (nutrisi yang presisi) yang perlu digunakan untuk bisa lebih mengontrol ransum agar keuntungan dapat dimaksimalkan.

Namun ia mengingatkan bahwa data adalah kunci dari precision nutrition dan hasil dari model-model matematika tersebut bergantung pada deskripsi yang akurat dari pakan, pertumbuhan, komponen kimia, lingkungan dan manajemen.

Sayangnya, “kurangnya pelatihan untuk model matematika dan precision nutrition membuat pengembangan dan aplikasi dari cara ini masih terbatas,” ungkapnya.

Strategi nutrisi untuk keberlanjutan

Penggunaan trace minerals dan protease adalah strategi nutrisi untuk keberlanjutan (sustainability) dalam produksi broiler.

Dr Romero mengatakan Cu adalah trace mineral bernilai tinggi karena efek gandanya pada usus dan sistem tubuh broiler. Berbagai studi menunjukkan Mintrex Cu bis-chelated trace mineral dari Novus memberikan peluang untuk mengoptimalkan dosis Cu untuk mengurangi antagonisme, ekskresi dan memaksimalkan respon ternak (respon ekspresi gen dan mikrobiota yang lebih baik) dengan skor keberlanjutan yang lebih tinggi.

Sementara, enzim protease Cibenza dari Novus diketahui:

Di sisi lain, papar Dr Romero, Mintrex bis-chelated trace minerals dapat berperan dalam meningkatkan integritas struktural untuk kualitas karkas dan produksi daging, mencakup:

Terkait dengan Acara

BERGABUNGLAH DENGAN KOMUNITAS UNGGAS KAMI

Akses ke artikel dalam PDF
Terus ikuti buletin kami
Dapatkan majalah dalam versi digital secara gratis

TEMUKAN
AgriFM - Podcast sektor peternakan dalam bahasa Spanyol
agriCalendar - Kalender acara di dunia peternakanagriCalendar
agrinewsCampus - Kursus pelatihan untuk sektor peternakan