
28 Jul 2025
Kementan perkuat sistem pelaporan kesehatan hewan nasional
Langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional dalam merespon ancaman penyakit hewan menular dan pengendalian resistensi antimikroba (antimicrobial resistance, disingkat AMR).
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat sistem pelaporan kesehatan hewan nasional melalui optimalisasi Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS).
Langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional dalam merespon ancaman penyakit hewan menular dan pengendalian resistensi antimikroba (antimicrobial resistance, disingkat AMR).
Hendra Wibawa, Direktur Kesehatan Hewan di Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, mengatakan iSIKHNAS bukan sekadar alat pencatatan, melainkan sistem strategis yang menopang ketahanan kesehatan hewan nasional.
“Di tengah meningkatnya mobilitas hewan dan produk hewan, serta kompleksitas ancaman penyakit, sistem data yang cepat, akurat, dan terintegrasi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan,” ujarnya.
Sejak awal 2025, iSIKHNAS telah bermigrasi dari layanan Amazon Web Service (AWS) ke Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) yang dikelola Kementerian Komunikasi dan Digital.

Peran koordinator iSIKHNAS di daerah sangat krusial dalam menjaga integritas data dan efektivitas pelaporan.
Berlanjut setelah iklan.
Peran koordinator lapangan
Perubahan ini menuntut penyesuaian teknis dari para koordinator di lapangan, terutama dalam pengelolaan data penyakit hewan dan pemantauan penggunaan antimikroba.
Hendra menegaskan bahwa peran koordinator iSIKHNAS di daerah sangat krusial dalam menjaga integritas data dan efektivitas pelaporan.
“Koordinator iSIKHNAS bukan sekadar pencatat data, tetapi aktor kunci dalam menjaga ketahanan kesehatan hewan nasional. Laksanakan peran ini dengan bangga dan penuh tanggung jawab,” katanya.
Pelatihan teknis
Suryantana, Kepala Balai Veteriner Lampung, menilai pelatihan teknis bagi para koordinator iSIKHNAS sebagai momentum penting untuk memperkuat sinergi antar wilayah.
“Ini menjadi momentum yang baik untuk melakukan evaluasi menyeluruh serta memperkuat sinergi tim iSIKHNAS, khususnya di wilayah Sumatera bagian Selatan,” ucapnya.
Senada, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung, Lili Mawarti, menekankan pentingnya satu data yang valid dan terintegrasi sebagai dasar pengambilan kebijakan.
“Data yang akurat dan terpadu menjadi kunci keberhasilan dalam pengendalian penyakit di daerah,” tuturnya.
Melalui penguatan sistem pelaporan dan peningkatan kapasitas koordinator di daerah, Kementan berharap kualitas pengelolaan data iSIKHNAS akan semakin baik. Dengan begitu, respon terhadap wabah penyakit dapat dilakukan lebih cepat dan tepat, sekaligus mendukung upaya nasional melawan AMR.