21 Agu 2025
Kinerja CP, Japfa dan Malindo tertekan harga broiler dan DOC
Ketiga perusahaan itu mencatatkan kinerja yang tertekan selama kuartal II 2025, seiring penurunan tajam harga broiler dan DOC.
Charoen Pokphand (CP) Indonesia, Japfa Comfeed Indonesia dan Malindo Feedmill mencatatkan kinerja yang tertekan selama kuartal II 2025, seiring penurunan tajam harga broiler dan DOC di tengah permintaan yang belum pulih.
Menurut analisa Stockbit, Japfa menjadi yang paling unggul pada kuartal ini, sementara CP dan Malindo mengalami koreksi signifikan, bahkan mencatatkan kerugian operasional di beberapa lini.
Hasil ini sejalan dengan outlook Stockbit sebelumnya, bahwa ketiadaan musim perayaan (seperti Lebaran) dan efek historis bulan Suro berpotensi menekan harga unggas.
- Japfa: Laba bersih turun pada kuartal II 2025 (-18% secara kuartalan, -32% secara tahunan), sehingga selama semester I 2025 turun -16% secara tahunan dan di bawah ekspektasi (43%/40% dari estimasi 2025F Stockbit/Konsensus).
- CP: Laba bersih anjlok pada kuartal II 2025 (-76% secara kuartalan, -66% secara tahunan), membuat realisasi selama semester I 2025 tumbuh +7% secara tahunan dan di bawah ekspektasi (42%/45% dari estimasi 2025F Stockbit/Konsensus).
- Malindo: Mencatatkan kerugian kuartalan pertama sejak kuartal I 2023 dan penurunan laba bersih -91% secara tahunan pada semester I 2025.
Beberapa poin penting dari kinerja kuartal II 2025 dari ketiga perusahaan tersebut:
- Segmen broiler hanya Japfa yang masih untung. Japfa mencatatkan laba usaha di segmen broiler sebesar Rp 292 miliar pada kuartal II 2025 (+14% secara kuartalan), meski harga broiler anjlok ke level Rp 16.326 per kg (-15% secara kuartalan). Sementara itu, CP — yang secara historis paling kuat — justru mencatatkan rugi usaha Rp 130 miliar, sedangkan Malindo mencatat rugi Rp 77 miliar.
- Segmen DOC melemah serempak. Harga DOC jatuh ke level Rp 4.196 per ekor (-24% secara kuartalan), menyebabkan ketiga perusahaan mencatatkan rugi usaha di segmen ini pada kuartal II 2025. Japfa masih yang paling kuat dengan rugi Rp 13 miliar, diikuti oleh Malindo dengan rugi Rp 45 miliar. Sementara CP mengalami rugi terdalam sebesar Rp 197 miliar.
- Tekanan menyebar ke segmen produk olahan ayam. Meski Japfa dan Malindo mencatat pertumbuhan pendapatan secara tahunan pada kuartal II 2025, laba usaha Japfa melemah ke level Rp 79 miliar (-36% secara tahunan) dan Malindo kembali rugi Rp 12 miliar (versus kuartal II 2024: rugi Rp 14 miliar). Sementara itu, CP mencatat penurunan pendapatan -17% secara kuartalan dan laba usaha turun drastis ke Rp 46 miliar, setelah sempat mencetak laba Rp 331 miliar rupiah pada kuartal I 2025.
Kesimpulan
Dengan tren harga unggas yang belum pulih signifikan di tengah permintaan yang masih cenderung lemah, para analis di Stockbit menilai bahwa dibutuhkan akselerasi belanja pemerintah untuk mendorong permintaan dan pemulihan harga lanjutan pada semester II 2o25.
Dalam jangka menengah-panjang, implementasi program Makan Bergizi Gratis berpotensi meningkatkan permintaan secara struktural, jika melibatkan produk ayam sebagai bagian dari program tersebut.