Rugi KFC Indonesia bengkak jadi Rp 796 miliar di 2024
Nilai kerugian ini melonjak 91,67% dibandingkan rugi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 415,65 miliar.
Fast Food Indonesia, perusahaan pengelola jaringan KFC di Indonesia, mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 796,71 miliar sepanjang 2024.
Nilai kerugian ini melonjak 91,67% dibandingkan rugi tahun sebelumnya yang sebesar Rp 415,65 miliar.
Penurunan kinerja ini terjadi seiring dengan merosotnya pendapatan perusahaan sebesar 17,87% menjadi Rp 4,87 triliun, dibandingkan Rp 5,93 triliun pada 2023.
Beban-beban
Meski beban pokok penjualan berhasil ditekan menjadi Rp 2,03 triliun dari Rp 2,26 triliun, laba kotor perusahaan tetap menyusut signifikan menjadi Rp 2,84 triliun, turun dari Rp 3,66 triliun pada tahun sebelumnya.
Beban penjualan dan distribusi tercatat sebesar Rp 2,71 triliun, menurun dari Rp 3,19 triliun. Beban umum dan administrasi juga turun menjadi Rp 690,45 miliar dari Rp 788,83 miliar.
Namun, beban operasi lain melonjak tajam menjadi Rp 279,95 miliar dari hanya Rp 67,69 miliar, sementara penghasilan dari operasi lain menurun menjadi Rp 63 miliar dari sebelumnya Rp 81,15 miliar.
Kerugian
Rugi usaha tercatat sebesar Rp 784 miliar, lebih dari dua kali lipat dibandingkan rugi usaha tahun sebelumnya yang sebesar Rp 301,93 miliar.
Penghasilan keuangan turun menjadi Rp 3,25 miliar dari Rp 6,41 miliar, dan beban keuangan membengkak menjadi Rp 81,45 miliar dari Rp 74,04 miliar.
Rugi sebelum pajak penghasilan pun naik tajam menjadi Rp 862,55 miliar, dari sebelumnya Rp 369,92 miliar.
Aset, liabilitas dan ekuitas
Dari sisi neraca, total aset perusahaan per akhir 2024 tercatat sebesar Rp 3,52 triliun, turun dari Rp 3,91 triliun pada akhir tahun sebelumnya.
Jumlah liabilitas meningkat menjadi Rp 3,4 triliun dari Rp 3,18 triliun, sementara total ekuitas merosot drastis menjadi Rp 127,73 miliar, dari Rp 723,87 miliar.